Drone Bunuh Diri

namemydaughter.com – Korea Utara kembali menarik perhatian dunia dengan uji coba terbaru mereka dalam pengembangan teknologi militer. Pemimpin tertinggi negara tersebut, Kim Jong Un, secara langsung mengawasi pengujian drone bunuh diri yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini menegaskan komitmen Pyongyang dalam memodernisasi angkatan bersenjatanya melalui integrasi peralatan tak berawak dan AI.​

Uji Coba Drone Bunuh Diri Berbasis AI

Menurut laporan dari kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, Kim Jong Un menyatakan bahwa peralatan tak berawak dan teknologi AI harus menjadi prioritas utama dalam penguatan angkatan bersenjata negara tersebut sassm.org. Dalam uji coba tersebut, drone bunuh diri berhasil mencapai dan menghancurkan target yang ditentukan, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan serangan taktis Korea Utara. ​

Pengembangan Drone Pengintai

Selain drone bunuh diri, Kim Jong Un juga menginspeksi drone pengintai yang ditingkatkan kemampuannya. Drone ini dirancang untuk mendeteksi berbagai target taktis dan aktivitas musuh baik di darat maupun di laut. Foto-foto yang dirilis menunjukkan Kim mengamati drone yang menyerupai RQ-4 Global Hawk milik Amerika Serikat, menandakan upaya Korea Utara dalam meniru dan mengadaptasi teknologi militer canggih dari negara lain. 

Perintah Produksi Massal dan Implikasi Strategis

Setelah keberhasilan uji coba tersebut, Kim Jong Un memerintahkan produksi massal drone bunuh diri ini. Drone-drone ini dirancang untuk menyerang target di darat dan laut dengan cara meledakkan diri saat mencapai sasaran. Langkah ini dianggap sebagai upaya Korea Utara untuk meningkatkan kapabilitas militernya dalam menghadapi potensi konflik di masa depan. ​

Kaitan dengan Dukungan Rusia

Pengembangan drone ini juga dikaitkan dengan laporan bahwa Korea Utara mungkin menerima dukungan teknologi dari Rusia. Diduga, sebagai imbalan atas bantuan militer yang diberikan Pyongyang kepada Moskow dalam konflik Ukraina, Rusia menyediakan teknologi dan mungkin personel untuk membantu pengembangan sistem senjata canggih ini. Meskipun klaim ini dibantah oleh kedua negara, hubungan erat antara Pyongyang dan Moskow dalam bidang militer semakin menjadi perhatian komunitas internasional. ​

Tanggapan Internasional dan Regional

Langkah Korea Utara ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara tetangga dan komunitas internasional. Korea Selatan, misalnya, telah meningkatkan kewaspadaan dan mempertimbangkan pengembangan sistem pertahanan yang lebih canggih untuk menghadapi potensi ancaman dari drone bunuh diri ini. Selain itu, Amerika Serikat dan sekutunya terus memantau perkembangan ini dengan seksama, mengingat potensi eskalasi ketegangan di kawasan.​

Dengan pengembangan dan produksi massal drone bunuh diri berbasis AI ini, Korea Utara menunjukkan tekadnya untuk terus memperkuat kemampuan militernya, meskipun dihadapkan pada sanksi internasional dan tekanan diplomatik. Perkembangan ini menambah kompleksitas dinamika keamanan di Semenanjung Korea dan memerlukan perhatian serius dari komunitas internasional.